dulu, semua terasa seperti dunia hanya milik kita berdua.
kita tertawa.....tertawa sampai kita berada di dunia kita sendiri.
kita berjalan....berjalan seakan kita berada di lorong waktu.
bahkan.....aku menggengam kedua tangan mu.
memelukmu......seakan malam merindukan cahaya bintang.
aku berkata.... " kita akan seperti ini untuk selamanya"
dan kau pun membalas-nya...."bukan kita yang akan seperti ini untuk selamanya"
kemudian....semuanya menjadi gelap....gelap...seakan menelan cahaya bintang.
aku menjerit....menjerit...namun....hanya sepi yang kudapat.
aku menangis....menangis......se akan terjerat sang waktu.
kemudian....dengan gagah nya kamu berjalan.
menggenggam tangan ku.....kemudian menangis.
kau berkata..."aku lah sang waktu, dan kamu hanyalah setitik harapan"
dia tersenyum......melepaskan genggaman-nya.
kemudian berlari....menjauh....menghilang dalam pekatnya kegelapan.
aku mengejar-nya.......mencoba menangkapnya....apakah aku berhasil.
bayang.....hanya bayang nya saja yang kudapat.
kucoba lepaskan....namun....bayang-nya selalu menghantui.
memenuhi setiap ruang di otak-ku.
memenuhi setiap darah di tubuh-ku.
kemudian....aku merasakan nya.
setiap organ tubuh-ku.
menyatu dengan setiap bayang nya.
ku coba lepaskan....namun....tetap terperangkap.
dia memenuhi otak ku.
dan seakan berkata "kita akan seperti ini untuk selamanya".
aku....hanya terjebak.
tak mampu bertahan.....tak mampu melawan.
terkurung.....menunggu....sampai dia kembali,
dan menggenggam tangan ku, untuk yang terakhir kali.